Masyarakat Desa Pakraman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, melestarikan
konsep bakti dan asih dalam menjaga harmonisasi antarsesama.
"Konsep
ini telah diwariskan oleh para leluhur kami dan berusaha kami
lestarikan serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bhakti
sebagai perwujudan rasa syukur kami kepada Tuhan, sedangkan asih wujud
kasih sayang antarsesama dan lingkungan," kata Bendesa Desa Pakraman
Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa, Kamis.
Menurut dia, walaupun Ubud
bersentuhan dengan dunia pariwisata, nilai-nilai tradisi tetap menjadi
dasar pijakan masyarakat Ubud dengan berlandaskan filosofi ajaran agama
Hindu.
Kalangan "puri" (kelompok bangsawan Bali) dan masyarakat
umum di Ubud, lanjut dia, juga masih melakoni fungsi sosialnya dan
menjalankan kewajiban seperti yang digariskan para tetua adat.
"Kami
saling mengisi satu sama lain sehingga harmonisasi dapat terbentuk dan
meminimalkan terjadinya konflik. Untuk mengimplementasikannya, kami
punya seni masing-masing. Tetapi yang penting dampak keluarannya, yaitu
masyarakat merasa nyaman, terayomi, serta dekat dengan para pengurus
adat," kata salah satu anggota Komisi IV DPRD Bali itu.(**)
0 komentar:
Posting Komentar