Senin, 16 Juli 2012

Antara harapan, impian, dan kenyataan

~KAYA RASA, KAYA MAKNA
Memberi, memberi, memberi.
Lihat bagaimana hidupmu menjadi sejuk dan lembut setelah rajin memberi”.
Saat memberi sebenarnya orang tidak saja mengurangi beban pihak lain, tetapi juga sedang membangun potensi kebajikan dalam diri. Ini yang kelak memancarkan kebahagiaan.
Dalai Lama kerap menitikkan air mata saat membacakan doa ini, ”Semasih ada ruang, semasih ada makhluk. Izinkan saya terus terlahir ke tempat ini agar ada yang membantu semua makhluk keluar dari penderitaan.”

~AGAMA SAYA CINTA
Jembatan terpenting yang menghubungkan antara pengetahuan spiritual dengan pencapaian spiritual adalah latihan.
‘Keseharian kita adalah tempat ibadah kita yang sebenarnya’.(Kahlil Gibran)
Agama saya yang sebenarnya adalah kebaikan.(Dalai Lama)
Ini mirip dengan cerita tentang mahasiswa Melbourne di depan yang tidak menaikkan tangan ketika ditanya punya agama atau tidak. Namun kesehariannya rajin membantu, sekaligus jarang menyakiti. Sebagian dari orang-orang ini sambil berguman mengatakan: ‘agama saya Cinta’.
~BAHAGIA MENJADI NOMOR DUA
’You are important, he is important, I am not’. (Master Hsing Yun)
Rahasia di balik semua ini juga serupa: musnahnya semua ego,  kemudian hanya menyisakan kebajikan.
Tersentuh (apa lagi sampai menitikkan air mata) adalah pengalaman batin yang menawan.
Bila pencinta nomer satu berfokus pada menjadi benar dan hebat, kesejukan ala cemara berfokus pada menjadi baik dan menyentuh.
~BERJUMPA CINTA DI MANA-MANA
Wajah kehidupan yang terlihat  tergantung  pada siapa diri kita di dalam. Bila di dalamnya cinta, manusia berjumpa cinta di mana-mana. Jika di dalamnya kebencian, manusia menemukan kebencian di mana-mana.
‘Dalam rasa berkecukupanlah letak kekayaan teragung’
Kesediaan untuk mendengarkan adalah sebuah penyegar banyak kepengapan jiwa di zaman ini.
Dan bila harus berbicara, berbicaralah dengan bahasa-bahasa cinta.
‘Cintamu adalah dirimu yang sesungguhnya’
Ia yang meninggal dengan cinta kasih, menjadi lilin penerang banyak perjalanan.
~CINTA, KEDAMAIAN, PENCERAHAN
Tantangan agama-agama ke depan adalah memuaskan rasa dahaga manusia akan kedamaian.
God is an infinite compassion. Teduh, menyentuh, itulah wajah asli agama-agama.
Dalam aktivitas apa pun (bangun, makan, bekerja sampai tidur lagi) lakukanlah dengan penuh kesadaran.
Teruslah berlatih sampai tidak ada lagi yang tersisa (kemarahan menghilang, kedamaian menghilang), terkecuali kesadaran agung.
Dibimbing cinta manusia bertemu  keteduhan, kesejukan kedamaian. Kedamaian kemudian membukakan pintu pencerahan.
~DAMAI DI SETIAP LANGKAH
Manusia cerdas dan keras sekali mempersiapkan diri menyongsong masa depan. Namun sering gagal menikmati dan mensyukurinya.
Dengan badan sekarang, umur sekarang, kekayaan materi sekarang belajarlah memeluk semuanya dengan senyuman dan persahabatan.
Andaikan kita tersesat di luar angkasa, mimpi terindah yang ingin segera terealisasi adalah melangkahkan kaki di planet indah bumi ini.
Transformasi kedamaian dunia melalui kedamaian diri.
Bernafaslah, engkau masih hidup!
~DERITA KUTA, DERITA KITA
Bali sedang berbagi cahaya-cahaya pemahaman, Bali adalah pusaka perdamaian dunia.
Derita memang berwajah ganda: menyakiti atau membuat suci.
Derita membuat suci, bila manusia sadar sedalam-dalamnya kalau dalam derita juga ada bimbingan-bimbingan kehidupan.
Apa pun yang dilakukan manusia dalam jejaring ini (baik-buruk, suci-kotor, benar-salah) akan kembali ke dirinya.
Siapa saja yang telah diterangi pemahaman ‘derita membuka jendela cinta’, tahu kalau derita juga sebentuk cahaya penerang perjalanan.
~HAJI BAMBANG BERJUMPA TUHAN
Meminjam pendapat Dalai Lama, Tuhan adalah cinta kasih yang tidak terbatas. Kalau ini pengertiannya, Haji Bambang, Nyoman Bagiana Karang, dkk telah berjumpa Tuhan (baca: cinta kasih tidak terbatas), sekaligus menjadi bukti bahwa dengan cinta kasihlah kebencian, kemarahan, dendam, ceceran darah manusia akibat perang dan perkelahian, bisa dihentikan sampai ke akar-akarnya yang paling dalam.
Siapa yang mengisi hidupnya dengan cinta kasih, maka kebahagiaan hasil ikutannya. Bila kehidupan diisi oleh kemarahan, maka penderitaan buahnya.
~KEKERASAN, KEBENCIAN, KELEMBUTAN, KEBEBASAN
Kekerasan tidak akan pernah selesai oleh kekerasan.
Hanya kelembutan yang bisa merangkul sekaligus menyelesaikan kekerasan.
Tidak ada satu pun hal dalam hidup (yang menjengkelkan, yang menyedihkan, yang menyenangkan) yang tidak membawa manusia pada pencerahan dan pembebasan. Namun, pintu itu baru terbuka tatkala manusia menyadari kalau semua yang terjadi hanyalah cara guru (guru manifestation) membimbing kita.
~KEINDAHAN DI PUNCAK BOROBUDUR
Borobudur adalah sebuah ‘buku tua’ yang terbuka.
Diingatkan di pintu awal, hati-hati dengan ego. Membuka mulut atas nama ego, beresiko demikian besar.
Temukan keBuddhaan di Borobudur dengan dua spirit: lembut pada orang lain, penuh ketekunan pada diri sendiri.
Dalam keadaan mata tertutup maupun terbuka, jadilah compassionate witness (saksi penuh kasih) terhadap apa saja yang muncul ketika meditasi.
Borobudur adalah perjalanan pembersihan batin dari segala kekotoran (serakah, benci, bodoh, dll).
Setiap batin yang bersih akan mengambil perlindungan hanya pada sifat- sifat bajik di dalam diri.
~KESEDIHAN, KEBAHAGIAAN, KEHENINGAN
Seperti ayunan bandul, semakin keras serta semakin bernafsu seseorang dengan kebahagiaan, semakin keras juga kesedihan menggoda.
Tatkala kebahagiaan datang, disadari betul kalau kebahagiaan akan diganti oleh kesedihan. Sehingga nafsu perayaan berlebihan agak direm. Konsekwensinya, ketika kesedihan betul-betul berkunjung, ia tidak seberapa menggoda.
Keheningan sudah berkecukupan apa adanya.
Inti pencerahan adalah tidak tersentuh.
Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalirlah.
~MANUSIA DENGAN BERKAH AGUNG
Inilah tanda-tanda awal manusia yang mulai diterangi kebijaksanaan, keinginan dan keserakahan kembali ke tempat duduk asalnya sebagai pembantu setelah lama congkak jadi penguasa.
All souls are perfected in love.
Orang suci adalah manusia dengan batin tenang seimbang. Dalam batin seperti ini, semua arah adalah indah.
Contentment is the greatest wealth.
Ciri-ciri manusia dengan berkah agung: ’memandang perbedaan sebagai keindahan, melindungi diri dengan perisai kesabaran, kekayaannya adalah rasa berkecukupan, hidupnya diterangi matahari kesadaran, dan kalau terpaksa mengeluarkan pedang, ia mengeluarkan pedang kebijaksanaan’.
Bukan judul agama yang membuat seseorang menjadi agung, melainkan kebajikan-kebajikan dalam keseharian.
~MELEDAKKAN KEMELEKATAN
Berbuat, lepas, ikhlas’.
Biarkan terbuka, masuki gerbang kebebasan.
Ketidakmelekatan serta kebebasan adalah dua sayap yang membuat jiwa terbang.
Keindahan adalah hasil ikutan ditemukannya kebenaran serta dipraktekkannya kesadaran.
Di samping itu, keindahan adalah ibunya kebersatuan.
Meledakkan kemelekatan menghasilkan keindahan.
~MENYENTUH KEDAMAIAN
Persahabatan, pengertian, kesabaran, kebaikan adalah ciri-ciri tempat penuh kedamaian.
Kahlil Gibran : keseharian adalah tempat ibadah yang sebenarnya.
Sebelum kita bebas dari penghakiman, maka kata-kata kita hanya barang tiruan hambar yang tidak bergetar.
Kedamaian yang berlawankan kesedihan memang menghilang, ia digantikan batin tenang seimbang yang keluar dari segala dualitas.
Sebagian orang-orang tercerahkan cara bernafasnya berbeda. Ketika menarik nafas, ia bayangkan sedang menarik masuk semua kekotoran. Tatkala menghembuskan nafas, ia bayangkan sedang membuang semua hal yang bersih dan jernih.
~MENYINGKAP KEINDAHAN BENCANA
Berduka, bersedih, tersentuh oleh penderitaan sesama tentu salah satu tanda pertumbuhan jiwa.
Dan melalui hentakan-kentakan bencana, manusia sedang diingatkan, seberapa kuat pun keinginan mencengkeram, kehidupan tetap harus berputar.
Kebahagiaan jadi lebih indah kalau pernah melewati kesedihan. Kehidupan bermakna amat dalam karena ada kematian. Kesuksesan berakarkan rasa syukur yang mendalam, kalau pernah dibanting kegagalan.
Siapa saja yang bisa melihat keindahan dalam setiap unsur dualitas (bahagia-bencana, untung-rugi, suci-kotor, dipuji-dicaci) dia berada di depan gerbang pencerahan, kemudian hatinya bernyanyi: ”semuanya indah!”.
Tidak ada hal positif yang perlu diterima, tidak ada hal negatif yang perlu ditolak.
~AMERIKA, OBAMA, DAN MASA DEPAN PERADABAN
Perbedaan yang selama ini digunakan sebagai jurang yang memisahkan sekaligus menakutkan, di tangan pemimpin visioner seperti Obama, mulai digunakan sebagai jembatan yang menyatukan.
Apa pun yang kita lakukan (mencintai-membenci, menyayangi-mencaci) akan balik ke diri ini dalam wujud yang sama.
Ia yang menghormati agama orang, sesungguhnya sedang menyucikan agamanya sendiri. Ia yang menghina agama orang, sebenarnya sedang mencaci agamanya sendiri’.
~UKURAN PENCAPAIAN SPIRITUAL
Dalam tingkatan rendah, pencapaian spiritual terlihat dari tidak tertariknya Anda pada kejahatan.
Dalam tingkatan sedang, Anda mulai lapar untuk berbuat baik.
Dalam tingkatan tinggi, Anda sadar melampaui baik-buruk.
Semuanya memang datang dari tempat yang sama. Namun bukan berarti boleh berbuat jahat dan melecehkan yang berbuat baik. Sekali lagi bukan! Teruslah berbuat baik, hindari benci berlebihan pada orang jahat. Belajar tersenyum tulus pada semuanya.
~COMPASSIONATE HEALS
Pada akhirnya, kita adalah penyembuh terbaik bagi diri kita sendiri. Kekuatan lain yang datang dari luar hanyalah pendukung saja.
Sumber penyembuhan yang berlimpah yang tersedia di dalam adalah bibit-bibit welas asih (the seed of compassion) yang kita terima dari kehidupan.
kejadian bisa memberikan pupuk pada bibit-bibit welas asih, bisa juga menghancurkannya. Tergantung seberapa positif cara berpikir kita.
If you want to be happy, practice compassion. If you want others to be happy, practice compassion (welas asih, itulah obat kebahagiaan baik bagi Anda maupun orang lain).
~MEMBANGUNKAN KEKUATAN KEBAIKAN
Dari sekian energi yang tersedia di dalam diri yang bisa digunakan sebagai tempat berteduh adalah energi untuk saling menyayangi.
Tatkala bangun di pagi hari, ingatlah yang terbuka tidak hanya mata biologi, tetapi juga “mata kesadaran”, sehingga selama terjaga kita juga dibimbing oleh mata kesadaran.
Ia yang melihat secara mendalam, akan mulai belajar tidak serakah berlebihan pada hal positif (senang, baik, bahagia), sekaligus tidak marah berlebihan pada hal negatif (kemarahan, kebencian, cacian, makian orang lain). Karena kehidupan sekaligus bahan-bahan kita adalah kombinasi positif-negatif.
Waktu terpenting adalah sekarang. Manusia terpenting adalah yang berada di sebelah Anda.
Hal yang terpenting untuk dilakukan adalah mempraktekkan welas asih untuk orang di sebelah Anda.
~MENCARI GURU
Ia yang kesehariannya sudah bersih akan seperti magnet (baca : murid yang sudah siap) yang mengundang datangnya logam (baca : guru). Makanya ada ungkapan ‘when the student is ready, the teacher will appear’. Tatkala muridnya siap, gurunya datang!
Untuk itu siapkan diri sejak awal untuk membersihkan batin.
Bila mau 10 hal yang harus dihindari: Tiga ada di badan (membunuh, mencuri, selingkuh/ seks menyimpang); tiga ada di pikiran (kebodohan/ ketidaktahuan, kemarahan/ kebencian, keserakahan); empat ada di mulut (gosip, kata-kata kasar, fitnah, bohong).
~RENUNGAN AWAL PEKAN
Begitu sebuah tahun berlalu, kebanyakan bertanya : “Seberapa tua saya sekarang?”.
Jarang yang bertanya : “Seberapa bijaksana / sejuk / teduh saya sekarang?”.
Agama-agama banyak yang berbeda, tapi dalam hal niat untuk membersihkan diri dari kemarahan, kebencian, iri dan kekotoran-kekotoran batin lain, agama-agama serupa. Untuk itulah, saya titipkan pada seluruh sahabat Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghuchu, dll untuk menjaga kebersihan batin masing-masing. Dalam batin yang bersih inilah kita bisa berjumpa wajah agama yang indah.
~RENUNGAN AWAL TAHUN
Agama adalah kemulyaan untuk memperbaiki diri.
banyak guru yang mencoba menemukan cahaya di balik duka cita. Dan ternyata, duka cita tidak seburuk dibayangkan kebanyakan orang.
Cara pandang seperti ini diperlukan, sebab bila judulnya “musuh” maka yang muncul di dalam sini adalah kemarahan. Bila judulnya ‘duka cita’ maka yang muncul di dalam sini adalah welas asih.
Dan pintu pemahaman seperti ini muncul bila manusia tekun/sujud/tulus di depan kehidupan, tidak buru-buru dibawa lari oleh kemarahan. Dalam bahasa orang-orang sufi, tidak ada kebetulan, hanya bimbingan-bimbingan.
~RENUNGAN MINGGU
Lentur mengikuti aliran air. Ke laut bukan menjadi tujuan, justru perjalanan itu sendirilah tujuannya.
Ikhlas bisa berarti berhenti berusaha mengerti. Dan tetap aman, nyaman bahkan ketika tidak tahu.
Ketika kita belajar bersabar dan mendengar, kita tidak saja sedang membuat orang lain bahagia, kita juga sedang membuka lapisan-lapisan diri ini yang lebih mulia.
Dalam kebebasan dari dualitas, cinta tidak punya hantu masa lalu dan setan masa depan, yang ada hanya masa kini yang abadi.
Bagi pejalan kaki ke dalam diri, tidak saja cahaya terang yang membimbing, bahkan kegelapan pun hanya simbol kedalaman.
Suka-duka, tangisan-senyuman, sukses-gagal, hanyalah aliran kehidupan yang datang dengan pesannya masing-masing.
Keagungan dan kesempurnaan juga bisa ditemukan di puncak gunung yang ada di dalam diri.
Ketika marah, benci, dendam berhasil diolah menjadi cahaya-cahaya menerangi, bukankah kita tidak lagi perlu mewariskan kebencian pada generasi-generasi berikutnya?
Kesedihan dan kebahagiaan adalah permainan bagi jiwa yang sedang bertumbuh jadi dewasa. Bagi jiwa yang sudah dewasa tahu kalau keduanya bersifat sama: tidak pasti, datang dan pergi.
Bertemu orang marah adalah kesempatan untuk membuat yang bersangkutan kagum akan kesabaran kita.
Bagi orang kebanyakan luka itu mematikan. Hanya bagi manusia mengagumkan luka itu mempersehat jiwa.
Kebahagiaan adalah apa yang terjadi di dalam diri ketika membuat orang lain bahagia.
Baik terlihat karena ada buruk. Sukses menyala karena gelapnya kegagalan. Naik indah kalau pernah turun. Kesucian bergetar karena keluar dari kekotoran.
Pendidikan terbaik hanya membuka sebagian pintu kebahagiaan. Sikap hidup terbaik, ia membuka semua pintu kebahagiaan.
Sehat adalah waktu untuk bersyukur pada kehidupan, sakit adalah momentum untuk memurnikan jiwa.
Tidak mungkin mendalami kehidupan tanpa mendalami kematian. Ia mirip mau mengerti siang tanpa mau mengerti malam. Mau tahu rasa manisnya sukses tanpa tahu bagaimana pahitnya gagal.
~INNER SCIENCE TRANSFORMATION
1.Aspiration
Dari segi aspiration, semua sahabat yang sudah datang berkunjung ke sini (apalagi berkomentar) punya aspirasi untuk berubah.
2.Habituation
Habit (kebiasaan) spiritual seperti sembahyang, meditasi, berbuat baik, berhenti marah/ menyakiti dan lain-lain. Ia memerlukan waktu agar membadan dalam keseharian.
3.Commitment
Proses pembadanan kebiasaan baru penuh godaan, tantangan, cobaan. Kita memerlukan komitmen untuk tidak mudah kembali ke titik semula. Di sinilah diperlukan komitmen kuat. Keteguhan untuk terus melangkah ke depan.
4.Consistency
Seperti menetesi batu dengan air, bila terus menerus menetesi bagian batu yang sama, bahkan batu pun bisa dibikin berlobang oleh air. Inilah kekuatan konsistensi.
a. Memandang seperti langit (tanpa batas, luas, memayungi semua).
b. Melangkah seperti gunung (tekun, kokoh, teguh).
c. Mengalir seperti gelombang. Gelombang mana pun bila menyentuh pantai (baca: kematian) akan merunduk rendah hati di depan kehidupan.
~SALON YANG MEMPERCANTIK JIWA
Empat pertumbuhan jiwa:
Pertama mereka yang menjadi pedagang kehidupan dan pedagang doa. Jangankan dengan Tuhan, dengan siapa saja ia berdagang. Kalau permohonan tercapai maka Tuhan berwajah baik, kalau tidak dipenuhi apa lagi dihadang bencana maka Tuhan disebut marah.
Kelompok kedua adalah pencinta tingkat remaja. Ciri kelompok ini adalah rasa memiliki yang tinggi. Tidak boleh ada orang lain, hanya dia yang boleh dekat dan dicintai Tuhan. Cinta bagi kelompok ini, tidak ada pilihan lain kecuali menyayangi, memaafkan, membebaskan. Tidak dibolehkan. ada ekspresi dari cinta Tuhan selain menyayangi, memaafkan dan membebaskan.
Kelompok ketiga adalah pencinta tingkat dewasa. Cinta tidak lagi diikuti kebencian. Cinta adalah cinta. Ia tidak berlawankan kebencian. Lebih dari itu, berbeda dengan kelompok kedua yang menempatkan dicintai lebih indah dibandingkan dengan mencintai, pada tingkat ini terbalik: mencintai lebih indah dibandingkan dicintai.
Kelompok keempat adalah jiwa yang tidak lagi mencari apa-apa.
Namun karena melalui rasa berkecukupan, ikhlas dan syukur yang mendalam kemudian dibimbing, kalau semuanya sudah sempurna.
Sehingga dalam jiwa-jiwa yang sudah sampai di sini, tidak ada kamus bencana. Apapun yang terjadi diberi judul sama: sempurna!.
~SEMUA SEDANG TERBAKAR
Semua jiwa yang sejuk dan teduh, tidak bernafsu terlalu besar merubah lingkungan, namun demikian teguhnya merubah bensin di dalam yang mudah terbakar menjadi air yang sejuk.
Semuanya menyejukkan karena terlihat alami.
Love all serve all.
ketika kita belajar bersabar dan mendengar, kita tidak saja sedang membuat orang lain bahagia, kita juga sedang membuka lapisan-lapisan diri ini yang lebih mulya.
~SEPI SUNYI YANG MENERANGI
Pencinta kesunyian menyukai bertumbuh ke dalam. Kekaguman dan pujian orang malah dihindari karena penuh dengan godaan ego.
Kesadaran yang maha utama itulah gurunya.
0rang-orang yang sudah disinari cahaya kesadaran, ia akan bergumam pelan: untuk melihat bulan tidak memerlukan lampu!.
Batin yang tenang-seimbang adalah sumber keindahan.
Bila sumber kebahagiaan/kesedihan masih dari luar, itu tandanya seseorang belum menjadi master, ia masih jadi budak.
Kearifan datang dari keheningan.
Pengetahuan diri dalam keheningan membuka rangkaian keheningan yang berujung pada Tuhan.
Kata-kata, logika serupa tongkat, berguna  bagi mereka yang kakinya bermasalah. Bagi jiwa yang kakinya sehat, tongkat hanyalah beban. Lebih-lebih jiwa yang bisa terbang, tongkat adalah beban berat.
~SHANTI, SHANTI, SHANTI
Bagi jiwa yang biasa menyatu dengan kealamian alam semesta, akan mengerti kalau ada kesempurnaan dalam kealamian.
Siapa yang bisa mengalir sempurna dengan kealamian ini, ia sudah menjadi kesempurnaan itu sendiri.
Kahlil Gibran mengagumi pohon, karena ia perlambang pertapa yang berjalan mendekati cahaya dalam diam dan keikhlasan sempurna.
Kepasrahan total seperti ini lebih mungkin terjadi tatkala tidak ada lagi keinginan, tidak ada lagi masa lalu yang disesali, tidak ada lagi masa depan yang ditakuti.
Ketika hanya ketiaadan menghuni batin, hidup berputar hanya untuk memberi, karena pemberian itulah pembebasan.
Semoga shanti menyinari semua kegelapan (kebingungan, kebencian, keserakahan) dari Bali.
~TAMAN KEDAMAIAN INDAH MENAWAN
Singa kerap digunakan simbol pencerahan karena diam tenang tidak menakuti apa-apa. Termasuk tidak menakuti kematian.
Kemampuan untuk menderita secara tidak terbatas.
Penekun-penekun meditasi memusatkan seluruh perhatiannya pada semesta di dalam diri.
Apa pun yang terjadi, semuanya dilihat dengan penuh kesadaran.
Orang jahat mengundang musibahnya sendiri, orang baik menarik berkahnya sendiri’.
Rumah kedamaian sesungguhnya adalah tempat di mana semuanya diterima dengan senyuman. Semuanya sudah ada hukumnya.
Tatkala semuanya bermandikan senyuman, kesadaran  kemudian membimbing manusia menjumpai taman kedamaian indah menawan. Bukannya serba membahagiakan, namun serba senyuman.
~MATAHARI PENCERAHAN
Menemukan surga hanya persoalan memilih pembanding yang tepat.
Hidup ternyata persoalan sikap. Surga maupun neraka ternyata hasil ikutan dari sikap.
siapa saja yang tekun berlatih melihat, suatu hari akan mengalami hidup diterangi cahaya kesadaran.
Kesadaran adalah jalan terang menuju Tuhan.
Pencerahan sesederhana danau biru dan bukit hijau. Sederhana, murah, meriah, indah!
~WAJAH AGAMA YANG INDAH
Agama mana pun yang gagal menjawab aspirasi damai umatnya, kemungkinan besar akan ditinggalkan.
Menghentikan semua kejahatan, memperbanyak kebajikan, memurnikan hati dan pikiran.
Sedikit musuh, banyak sahabat itulah wajah kedamaian yang mulai dijumpai di awal.
Tidak lagi tertarik untuk melakukan segala bentuk kejahatan, dan pada saat yang sama muncul rasa lapar untuk tersenyum pada semuanya.
Buka pintu pengertian melalui pelaksanaan. Inilah wajah agama yang indah: agama yang telah dilaksanakan.
Nafsu ini nafsu itu, keinginan ini keinginan itu, semuanya lenyap. Yang tersisa hanya cinta dan hanya cinta.
~MENGOLAH KEBAKARAN MENJADI KETEDUHAN
Salah satu perlambang alam yang membawa kesejukan adalah air. Secara kimiawi dirumuskan dengan H20. Hidrogen adalah bahan yang mudah terbakar. 0ksigen adalah yang memungkinkan kebakaran terjadi. Uniknya, ketika dua bahan yang sama-sama dekat dengan api ini diramu secara tepat, ia menjadi  air yang sejuk, teduh, lembut.
Ia yang sering  mengalami konsentrasi, di suatu waktu dibukakan pintu sejuk kebijaksanaan.
Bersihkan batin dari segala kekotoran (keserakahan, kemarahan, kebencian) kemudian lihat dan rasakan sendiri bagaimana pintu  keteduhan terbuka.
Inilah ciri manusia yang sudah bisa mengolah kebakaran menjadi keteduhan: tidak serakah memilih baik di atas buruk, kemudian  memancarkan sinar kasih kepada siapa saja.
Larry Rosenberg-Batin tercerahkan adalah batin yang bersahabat intim dengan semuanya termasuk dengan kematian.
Inilah wajah lain batin yang sejuk: berdoa untuk keselamatan semua.
Memberikan itu menyejukkan. Itu sebabnya, manusia berlatih berbahagia dalam memberikan.
~IBUNYA CINTA, AYAHNYA KEIKHLASAN
Pemimpin agung umumnya meramu ketegasan dan kelembutan dalam campuran yang sempurna. Tatkala menghukum, ia setegas batu. Ketika melayani, ia selembut air.
Hanya persoalan waktu, air sungai akan sampai di laut. Dan di laut seluruh kekerasan dan kelembutan (baca: dualitas) lebur menjadi satu.
Melakukan semuanya dengan cinta, menerima hasilnya dengan keikhlasan.
Bila penampilan luar (pujian, kekayaan) sudah mulai kehilangan daya tariknya, maka ada penampilan dari dalam (rasa syukur, rendah hati) yang muncul  sebagai pengganti.
Sebagai Ibu, laut adalah simbolik cinta karena apa saja yang datang diolah penuh cinta. Sebagai Ayah, laut adalah wakil keikhlasan sempurna karena menerima apa saja tanpa keserakahan memilih.
Saat batin bisa beristirahat secara alami, itulah puncak meditasi.
Kehidupan yang berjumpa orang tua spiritualnya: ikhlas, bebas, lepas.
Cinta kemudian membuat semuanya berguna, bermakna.
~DALAM TERANG CAHAYA KEHENINGAN
Peradaban manusia serupa, setiap kelebihan meminta ongkos berupa kekurangan.
Alam sebagai guru bertutur terang, semuanya berubah, semuanya membawa kelebihan-kekurangan.
Sebelum  menyatu dengan alam, manusia akan terus berputar dari satu penderitaan ke penderitaan lain.
Ikhlas dan rendah hatilah, ini yang membuat kematian berhenti berwajah menakutkan.
Dalam bimbingan hening, tiba-tiba terbaca makna tanpa kata-kata.
Hanya sebuah hati yang  berkelimpahan dalam dirinya!
Awalnya bencana terlihat sebagai cobaan. Namun begitu  dialami, ia memperkuat otot-otot kehidupan.
Dualitas memang lenyap, kasih sayang kemudian membuat kehidupan berputar.
~SIMFONI DI DALAM DIRI
Membangun rumah dan keluarga yang sejuk  menjadi sebuah isu penting di zaman ini.
Rumah mana pun akan indah menawan, bila setiap kali pulang ke rumah kita saling menyirami.
Cinta baru mulai tumbuh dalam totalitas. Dalam kelebihan ada kekurangan, dalam kekurangan ada kelebihan (love as a totality).
Rumah indah kehidupan bukanlah tempat, ia adalah perjalanan itu sendiri. Siapa yang mengalir penuh harmoni dengan keseharian, ia sudah sampai di rumah.
Siapa saja yang melangkah dengan penuh cinta, perjalanannya terang benderang.
Senyuman pertanda persahabatan dengan kehidupan. Keheningan tanda tidak ada lagi yang diragukan.
Upah buat mereka yang tekun berjalan ke dalam adalah cinta, rasa terpesona dari dalam yang tidak terucapkan.  Inilah simfoni di dalam diri. Simfoni yang membuat batin beristirahat sempurna dalam hening. Apa yang ditakuti manusia sebagai kematian, ia sesederhana daun jatuh dari rantingnya.
~PEMBAWA-PEMBAWA CAHAYA
Danau dengan airnya adalah simbolik kelembutan. Gunung dengan batu-batunya adalah wakil ketegasan. Ketika keduanya berpelukan dengan penuh kemesraan, ia menghasilkan cahaya terang kesejukan. Ia seperti sedang mau berpesan pada manusia (khususnya pemimpin), jadilah sekeras batu dalam mendidik diri sendiri, selembut air dalam melayani orang lain. Dan sebagai hasilnya, engkau pun jadi bercahaya penuh kesejukan.
Dalam senyumanlah letak kebahagiaan. Dalam senyuman itulah tersembunyi persahabatan dengan kehidupan.
we are what we think, we are what we choose.
Kita menjadi sebagaimana pilihan-pilihan kita dalam keseharian.
Siapa saja yang rajin berlatih menerangi diri dengan kesadaran, menjauh dari hawa nafsu, hidup menjadi segenggam puisi dan sekeranjang matahari.
Bila makna-makna puisi ini menjadi pedoman keseharian, ia berubah menjadi matahari kesadaran yang menerangi.
Jadilah sekumpulan pembawa cahaya di tengah-tengah pekatnya kegelapan kemarahan, keserakahan, kebencian, kebingungan, ketidakpuasan.
Bersama-sama kita doakan, semoga semua mahluk berbahagia.

0 komentar:

Posting Komentar