Kamis, 25 April 2013

0

Kangen untuk ngeblog

2 tahun lebih ga ngeblog jadi kangen... mudah2an selanjutnya bisa.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Rabu, 30 Januari 2013

0

Sentimen Anti-Bali di Perantauan, Kenapa?

foto-balinuraga
Salah satu pemicu kerusuhan sosial adalah kecemburuan akibat keberhasilan etnis tertentu. Foto ilustrasi Oyos Saroso.
Kenapa orang Bali di perantauan jadi sasaran?
Dua kerusuhan yang menimpa orang Bali perantauan (migran) dalam kurun waktu empat bulan tentu mengundang perhatian. Ada apa dengan warga perantauan asal Bali?
Kejadian pertama pada akhir Oktober 2012 di Lampung Selatan. Empat belas orang meninggal akibat kerusuhan itu. Rumah-rumah penduduk Bali yang bermukim di Desa Balinuraga dibakar, termasuk rumah ibadah. Tidak terhitung kerugian material akibat kerusuhan yang kabarnya disulut persoalan sangat sepele ini.
Hingga kini, tidak pernah ada kejelasan apa yang sesungguhnya menjadi penyebab kerusuhan. Kita mungkin harus menunggu ada sebuah penelitian mendalam dan serius mengapa terjadi konflik di daerah ini. Yang jelas, kerusuhan ini diselesaikan dengan perdamaian. Namun, perdamaian ini terasa sumir. Pihak penyerang maupun korban sepakat untuk tidak saling menuntut. Selain itu mereka sepakat untuk ‘menjaga keamanan, ketertiban, kerukunan, keharmonisan, kebersamaan, dan perdamaian antarsuku.’

Sabtu, 10 November 2012

0

Hindu Memiliki Konsep Jenjang Kehidupan Yang Jelas Dan Telah Tersusun Dengan Sistimatis Dalam Catur Asrama.


 Kita mesti berbangga karena Hindu telah memiliki konsep yang jelas tentang jenjang dari masa kehidupan seorang manusia, dimana didalam kepercayaan lain konsep ini nampak tidak begitu jelas dimana seorang yang sebenarnya sudah masuk di masa yang sudah tidak muda lagi masih diijinkan untuk menikah dan begitu juga sebalik diusia yang masih sangat muda seorang telah dinikahkan. Selain itu penilaian Hindu tentang seberapa pantas seorang itu menikah bukan hanya dari fisik tapi kedewasaan mental dan seberapa besar kemampuan yang diperoleh dalam masa belajar untuk dapat menunjang kehidupan rumah tangganya nanti.
         Kata Catur berarti empat dan kata Asrama berarti tempat atau lapangan “kerohanian”, kata Asrama juga sering dikaitkan dengan jenjang kehidupan. Jenjang kehidupan itu berdasarkan atas tatanan rohani, waktu, umur, dan prilaku manusia. Catur Asrama berarti empat jenjang kehidupan yang berlandaskan petunjuk kerohanian Hindu.
       Bagian-bagian catur asrama Naskah jawa kuno yang diberi nama Agastya Parwa menguraikan tentang bagian-bagian catur asrama. dalam kitab silakrama itu dijelaskan sebagai berikut: yang bernama catur asrama ialah brahma cari, grhastha, wanaprastha, dan bhiksuka. Berdasarkan uraian dari agastya parwa diatas, sangat jelas pembagian catur asrama itu. Catur asrama ialah empat fase pengasramaan berdasarkan petunjuk kerohanian. dari keempat pengesraan itu diharapkan mampu menjadi tatanan hidup umat manusia secara berjenjang. masing-masing tentang dalam setiap jenjang menunjukan ketenangan rohani. adapun pembagian dari catur asrama itu terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut: 1, Brahmacari asrama, 2, Grahastha asrama, 3, wanaprastha asrama dan 4, Bhiksuka sanyasin asrama. masing-masing jenjang waktu tertentu dalam pelaksanaanya.